Jumat, 30 Desember 2011

RIWAYAT HIDUP NABI MUHAMMAD SAW.

A. Arab sebelum Islam

     Ketika Nabi Muhammad Saw. lahir (570M), Makkah adalah sebuah kota yang sangat penting dan terkenal diantara kota-kota di negeri Arab, baik karena tradisinya maupun karena letaknya. Kota ini dilalui jalur perdagangan yang ramai, menghubungkan Yaman di selatan dan Syria di Utara. Dengan adanya Ka'bah di tengah  kota, Makkah menjadi pusat keagamaan Arab. Ka'bah adalah tempat mereka berziarah. Di dalamnya terdapat 360 berhala, mengelilingi berhala utama, Hubal. Makkah kelihatan makmur dan kuat. Agama dan masyarakat Arab ketika itu mencerminkan realitas kesukuan masyarakat jazirah Arab dengan luas satu juta mil persegi.
     Jazirah Arab memang merupakan kediaman mayoritas bangsa Arab kala itu. Jazirah Arab terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu bagian tengah dan bagian pesisir. Di sana tidak ada sungai yang mengalir tetap, yang ada hanya lembah-lembah berair di musim hujan. Sebagian besar daerah Jazirah adalah padang pasir Sahara yang terletak di tengah dan memiliki keadaan dan sifat yang berbeda-beda, karena itu ia bisa dibagi menjadi tiga bagian :

1, Sahara Langit memanjang 140 mil dari Utara ke Selatan dan 180 mil dari Timur ke Barat, disebut juga      
    Sahara Nufud, Oase dan mata air sangat jarang, tiupan angin seringkali menimbulkan kabut debu yang
    mengakibatkan daerah ini sukar di tempuh.
2. Sahara Selatan yang membentang menyambung Sahara Langit ke arah Timur  sampai Selatan Persia.
    Hampir seluruhnya merupakan dataran keras, tandus, dan pasir bergelombang. Daerah ini juga disebut
    al-Rub' al-Khali (Bagian yang sepi).
3. Sahara Harrat, suatu daerah yang terdiri dari tanah liat yang berbau hitam bagaikan terbakar. Gugusan
    batu-batu hitam itu menyebar di keluasan Sahara ini, seluruhnya mencapai 29 buah.

Penduduk Sahara sangat sedikit terdiri dari suku-suku Badui yang mempunyai gaya hidup pedesaan dan nomadik, berpindah dari satu daerah ke daerah lain guna mencari air dan padang rumput untuk binatang gembalaan mereka, kambing dan onta.
     Adapun daerah pesisir, bila dibandingkan dengan Sahara sangat kecil, bagaikan selembar pita yang mengelilingi jazirah. Penduduk sudah hidup menetap dengan mata pencaharian bertani dan berniaga. Karena itu, mereka sempat membina berbagai macam budaya, bahkan kerajaan.
     Bila dilihat dari asal usul keturunan, penduduk jazirah Arab dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu Qahthaniyun (keturunan Qahthan) dan 'Adnaniyun (keturunan Ismail ibn Ibrahim). Pada mulanya wilayah Utara diduduki golongan 'Adnaniyun, dan wilayah Selatan didiami golongan Qahthaniyun. Akan tetapi, lama kelamaan kedua golongan itu membaur karena perpindahan-perpindahan dari Utara ke selatan atau sebaliknya.
     Masyarakat, baik nomadik maupun yang menetap, hidup dalam budaya kesukuan Badui. Organisasi dan identitas sosial berakar pada keanggotaan dalam suatu rentang komunitas yang luas. Kelompok beberapa keluarga  membentuk kabilah (clan). beberapa kelompok kabilah membentuk suku (tribe) dan dipimpin oleh seorang syaihkh. Mereka sangat menekankan kesukuan, sehingga kesetiaan atau solidaritas kelompok menjadi sumber kekuatan bagi suatu kabilah atau suku. Mereka suka berperang. Karena itu, peperangan antar suku sering sekali terjadi.
    Akibat peperangan yang sering terjadi, kebudayaan mereka tidak berkembang. Karena itu, bahan-bahan sejarah Arab pra Islam sangat langka didapatkan di dunia Arab dan dalam bahasa Arab. Ahmad Syalabi menyebutkan, sejarah mereka hanya dapat diketahui dari masa kira-kira 150 tahun menjelang lahirnya Agama Islam. Pengetahuan itu diperoleh melalui syair-syair yang beredar di kalangan para perawi syair. Dengan begitulah sejarah dan sifat masyarakat Badui Arab dapat diketahui, antara lain, bersemangat tinggi dalam mencari nafkah,sabar menghadapi kekerasan alam, dan juga dikenal sebagai masyarakat yang cinta kebebasan.
     Lain halnya dengan penduduk negeri yang telah berbudaya dan mendiami pesisir jazirah Arab, sejarah mereka dapat diketahui lebih jelas. Mereka selalu mengalami perubahan sesuai dengan perubahan situasi dan kondisi yang mengitarinya. Mereka mampu membuat alat-alat dari besi, bahkan mendirikan kerajaan-kerajaan. Sampai kehadiran Nabi Muhammad Saw, kota-kota mereka masih merupakan kota-kota perniagaan dan memang jazirah Arab ketika itu merupakan daerah yang terletak pada jalur perdagangan yang menghubungkan antara Syam dan Samudera India.
     Melihat bahasa dan hubungan dagang bangsa Arab, Gustav Leboun berkesimpulan, tidak mungkin bangsa Arab tidak pernah memiliki peradaban yang tinggi, apalagi hubungan dagang itu berlangsung selama 2000 tahun. Ia yakin, bangsa Arab ikut memberi saham dalam peradaban dunia, sebelum mereka bangkit kembali pada masa Islam.


* A. Syalabi,Sejarah dan Kebudayaan Islam,1,(Jakarta:Pustaka Al-Husna,1983,hal.29.
* Gustav Leboun, Hadharat, al'Arab, (Kairo: Mathba'ah 'Isa Al-Babi Al Halabi),hal.72

Rabu, 28 Desember 2011

3 Periode Sejarah Peradaban Islam

    Sejarah Peradaban Islam meliputi 3 periode, yaitu klasik, pertengahan, dan modern. Pada periode klasik kebudayaan dan peradaban Islam identik dengan kebudayaan dan peradaban Arab sejalan dengan dominasi bangsa Arab dalam pemerintahan dan bahasa. Pada periode pertengahan mulai terjadi perubahan-perubahan signifikan dengan muncul dan berkembangnya beberapa peradaban Islam, sampai saat ini  tercatat empat kawasan pengaruh kebudayaan Persia, kawasan pengaruh kebudayaan Turki, dan kawasan pengaruh kebudayaan India-Islam  yang selalu menjadi objek kajian ke-Islaman kontemporer. Pengkajian sejarah Islam di Indonesia mendapatkan porsi cukup besar, mengingat penyebaran Islam di nusantara memiliki corak yang khas.

Minggu, 25 Desember 2011

Sejarah Peradaban Islam dari Masa ke Masa

       Peradaban Islam adalah terjemahan dari kata Arab al-Hadha-rah al- Islamiyyah. Kata Arab ini sering juga diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan Kebudayaan Islam. "Kebudayaan" dalam bahasa Arab adalah al-Tsaqafah. Di Indonesia, sebagaimana juga di Arab dan Barat, masih banyak orang yang mensinonimkam dua kata "Kebudayaan dan Peradaban". Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat. Sedangkan manifestasi-manifestasi kemajuan mekanis dan teknologis lebih berkaitan dengan peradaban. Kalau kebudayaan lebih banyak direfleksikan dalam seni, sastra, religi (agama), dan moral, maka peradaban terefleksi dalam politik, ekonomi, dan teknologi.
       Menurut Koentjaraningrat, Kebudayaan paling tidak mempunyai tiga wujud,  (1) wujud ideal, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan,nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan senbagainya, (2) wujud kelakuan, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat, (3) wujud benda, yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya. Sedangkan istilah peradaban biasanya dipakai untuk bagian-bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang tulus dan indah. Suatu kebudayaanyang mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan dan ilmu pengetahuanyang maju dan kompleks. Jadi, kebudayaan menurut definisi pertama, adalah wujud ideal dalam definisi Koetjaraningrat, sementara menurut definisi terakhir, kebudayaan mencakupjuga peradaban, tetapi tidak sebaliknya.
       Dalam pengertian itulah peradaban yang dimaksud dalam kontek tersebut diatas. Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw, telah membawa bangsa Arab yang semua terbelakang, bodoh, tidak terkenal,  
dan diabaikan oleh bangsa-bangsa lain, menjadi bangsa yang maju. Beliau dengan cepat bergerakmengembangkan dunia, membina satu kebudayaan, dan peradaban yang sangat penting artinya dalam sejarah manusia hingga sekarang. Bahkan, kemajuan Barat pada mulanya bersumber dari peradaban Islam yang masuk ke Eropa melalui Spanyol. Islam memang berbeda dari agama-agama lain H.A.R. Gibb didalam bukunya Whither Islam menyatakan, "Islam is indeed much more than a system of theology, it is a complete civillization" (Islam sesungguhnya lebih dari sekedar sebuah agama, ia adalah suatu peradaban yang sempurna). Karena yang menjadi pokok kekuatan dan sebab timbulnya kebudayaan adalah agama Islam, kebudayaan yang ditimbulkannya dinamakan kebudayaan atau peradaban Islam.
       Landasan "peradaban Islam" adalah "kebudayaan Islam" terutama wujud idealnya, sementara landasan "kebudayaan Islam" adalah agama. #1#(251211).